-->

SUNGAI

SUNGAI
Sungai

Jernih terlihat dalam pandangan
Segar menyentuh dengan belaian
Menyamun menjadi satu kenikmatan


Kenikmatan yang membawa pada hakikat kekuasaan
Meleebur menjadi satu dalam keindahan
Alam memberikan segala yang kita butuhkan


Alirannya mengalir kesluruh penjuru alam
Alirannya memberi  semangat di saat layu
Bergemuruh mengalun dengan indah


Bergemiricik dengan nada nostalgia
Dawai-dawai bunyi batu yang saling berbenturan dengan teratur
Nampak terasa hangat terdengar di telinga


Engkau selalu memberi sesuatu hal yang baru
Yang mampu membuat mereka terkadang terkesima
Jernih dirimu memberikan warna yang tak dapat di cipta oleh manusia


Ikan-ikan berlayar dalam naunganmu
Berombongan menari dan berlari dalam mencari tempat sembunyi
Mencari nafkah dari dalam sungai itu sendiri


Engkau luas dan engkaupun panjang sepanjang jalan yang terkadang tak terhitung
Laut adalah akhir dari persinggahanmu dalam ketenangan
Membaur bersama air laut dan air tawar dalam teluk


Kehidupan baru telah dimulai dimana kehidupan lama masih tetaplah sama
Menjadi hal yang akan terus tetap dalam kedamian
Memberi warna baru dalam dunia yang semakin tua


Usiamu tetaplah selalu abadi walaupun jaman telah silih berganti
Sungai engkau adalah syurga bagi seluruh kehidupan
Seperti udara yang akan selalu memberi tanpa pamrih


Namun bila engkau telah marah
Mudah bagimu untuk meluluh lantah
Segala yang ada di hadapan


Sampah yang di buang manusia ke sungai
Kinipun menjadikan engkau sangat marah
Seakan tak ada ampun bila engkau telah marah


Mohon maafkan kami sungai atas segala kebodohan
Mohon maafkan kami sungai atas segala kesalahan
Mohon maafkan kami sungai jangan engkau murka kepada kami


Pengarang : Edi Surya Nurrohim

DERETAN KESEJUKAN

DERETAN KESEJUKAN
Embun Pagi


Deretan kesejukan tersusun rapi bak istana kehijauan

Dengan senang hati membawa keberkahan
Bagi insan yang beriman


Deretan kesejukan dengan gagah menyediakan la
Menyeguhkan kehidupan dan keceriaan
Bagi setiap hembusan dengan riang bermain main
Membuat kecemburuan terhadap lawan



Perlahan
Deretan kesejukan mulai lenyap
Hembusan keceriaan tinggal sekejap
Bak raja hutan dengan raungan yang siap melahap
Bak musuh mengayunkan pedang menebas kesejukan
Menyisihkan hembusan meninggalkan kesengsaraan



Tidakkah kau sadar insan bejat menebas hembusan
Memegang serpihan deretan kesejukan
Menyisakan noda dari hembusan insan


Pengarang : Indrawati

BIRUNYA LAUT

BIRUNYA LAUT
Lautan


Nampaklah dari jauh tanda ke_ESAan samudra luas yang telah terbentang
Mendayuh ombak diatas tenangnya lautan
Memberi tanda akan adanya kebesaran


Aku yang kadang terbiasa berkata
Sekarang terhentak dalam diamnya seribu bahasa
Kini aku sadar aku adalah bagian dari ciptanya


Kulihat lebih jauh kedalam lautan
Semakin yakin inilah tanda kebesaran
Menyelam dalam mencari sebuah jawaban


Birunya laut yang mendakan tingginya kekuasaan
Birunya laut yang menandakan misteri yang tak pernah terungkapkan
Birunya laut yang menandakan kita dalah bagian dari ciptaan


Menelusur jauh dalam kebimbangan
Kini tak ada lagi kata ketidak yakinan
Setiap yang ada di bumi adalah tanda kebesaran


Penciptaan yang sempurna membawa dalam ketakjuban
Angin semakin kencang berhembus membawa dalam kedaimaian
Bahwa hidup haruslah punya tujuan

HUTAN HIJAU

HUTAN HIJAU
HUTAN HIJAU



Hijaumu dalam kedamaian memberi segala sesuatu yang tak terbalaskan
Sosok perkasa yang tak pernah meminta balas jasa
Hijaumu yang gemerlap dimana-mana
Memberi warna bahwa hidup adalah penuh warna


Engkau adalah laksana paru-paru dunia yang memberikan Nafas segar di setiap sel-sel tubuh
Engkau adalah sekian dari rahasia  banyaknya kekuasaannya
Tasbihmu yang tak pernah terhenti dalam setiap ingatmu
Sujudmu adalah tanda dari ketaatanmu


Engkau yang hijau yang memberi nafas kehidupan
Atas kuasanya dan ke Esa_annya engkau mampu menjadi paru-paru dunia
Engkau adalah syurga bagi para hewan dan binatang
Dimana mereka mencari  minum dan makanan


Taatmu membuat kami selalu malu akan kebesarannya
Engkau bagaikan petuah yang tak pernah tersirat dalam benak manusia
Mungkin aku tak tahu apa jadinya bila tanpa adanya dirimu
Mungkin saja dunia ini menjadi gersang dan kering kerontang


Sepanjang jalan hanyalah padang yang terlihat
Tak sedikit mereka yang memanfaatkan engkau
Tapi tak sedikit pula yang merusak engkau
Sungguh manusia adalah makhluk yang tak pernah bersyukur dengan segala sesuatunya
Ketamakannya membuat engkau menjadi porak poranda


Kadang ketamakannya sampai membuat engkau tak tersisa
Hutanku engkau adalah paru-paru duniaku
Yang memberi segala kebutuhan dalam setiap perbuatan
Maafkan kami atas ketamakan kami

Dan maafkan pula kami atas segala kesalahan

Pengarang : Edi Surya Nurrohim