-->

RUPIAH HANYALAH KERTAS

RUPIAH HANYALAH KERTAS
Rupiah

Warnamu mencolok membuat mata jadi tertarik melirik
Tubuhmu tipis terbuat dari kertas
Terkadang menjadi lusuh karena berpindah tangan


Engkau mudah robek dan mudah juga terbakar
Wujudmu manis namun tak seperti yang kelihatan
Kau hanyalah bagian dari sebuah konspirasi dunia


Engkau pasang gambar tokoh pejuang dalam dirimu
Engkau tak sedikitpun menghargai perjuangannya
Bukannya berkembang perekonomian kini justru anjlok karena engkau


Gayamu selangit namun aksimu hanyalah sedikit
Rupiah kini telah menjadi mata uang indonesia
Namun kini hanyalah masalah yang di ciptakan


Kian hari rupiah semakin anjlok bagaikan air terjun
Semakin melorot kelevel terendah dalam sejarah peruangan
Semakin mencekik menciptakan jurang kemiskinan


Semakin melebar membuat kesenjangan makin meradang
Rakyat kian menjerit dan semakin tercekik
Rupiah kini tak punya harga diri lagi dalam semua ekomoni


Rupiah hanyalah kertas yang tak punya harga jika telah rusak
Jangan terlena oleh bujuk rayu manisnya yang telah membuat sengsara
Rupiah bagaikan rubah berbulu domba penipu perekonomian indonesia


Harga-harga semakin melambung dan tak terkendali
Pengahasilan kini tak lagi sesuai dengan yang di harapkan
Jeritan demi jeritan kian menghiassi telinga karena rupiah


Rupiah penyebab segala permasalahan ekonomi
Sampai-sampai nyawapun jadi taruhan  hanya demi mengais rupiah
Seribu dua ribu nyawa melayang ditepi tepi jurang


Malang nian nasib negeri ini yang terus menerus di bodohi oleh rupiah
Mata uang kertas sebagai simbol penjajahan
Semakin dalam mencengkram dan terus menghujam


Pengarang : Edi Surya Nurrohim


PEMIMPIN DZALIM

Tangis yang tersayup dalam kepedihan
Menjerit derita dalam kelaparan
Melihat setiap mereka yang selalu berada dalam kesusahan


Ya tuhan… negeri ini negeri kaya raya, namun mengapa kami dalam kemiskinan
Ya tuhan.. negeri ini negeri penuh dengan sumber daya, namun mengapa kami dalam kesusahan
Hidup yang tak pernah merasakan arti kebahagiaan, perih , sesak dada ini


Melihat dari kejauhan dengan linangan air mata yang tak mungkin bisa terbendung
Menyaksikan negeri subur dan kaya raya namun tak sesuai dengan nyatanya
Siapakah yang salah ya tuhan hingga engkau beri kami cobaan ?

PEMIMPIN DZALIM
Pemimpin

Ya tuhan apakah kami yang bersalah atas semua ini ?
Ya tuhan apakah para pemimpin negeri ini yang terlalu serakah terhadap pangkat dan jabatan ?
Kudengar tangis di setiap bilik-bilik rumah, mereka kelaparan


Mereka yang telah menghamburkan uang namun kami yang selalu di salahkan
Mereka yang selalu tebar janji namun kami yang di kibuli
Negeri ini rasanya tak pernah bisa belajar dari kejadian masa lalu


Kami tertindas, terdzalimi, kami yang selalu di jerat hutang oleh ulah para pemimpin negeri ini
Ya tuhan mohon beri ampunan atas segala kesalahan pemimpin kami
Ya tuhan mohom beri hidayah dan kesadaran dari banyaknya kesalahan yang telah di lakukan


Ya tuhan kami ingin fitrah kami sebagai manusia terpenuhi
Kami ingin bahagia, kami ingin sejahtera, kami ingin hidup mulia
Kembalikan kami pada hukum islam, hukum yang mampu menjaga harkat serta martabat


Kembalikan kejayaan kami, dimana kami hidup dalam ketenangan
Tuhan ini doa kami kepadamu

Pengarang : Edi surya nurrohim

TIKUS-TIKUS BERDASI

TIKUS-TIKUS BERDASI
TIKUS-TIKUS BERDASI




Gaduh mungkin itu suara yang acap kali terdengar
Membising di setiap keributan, membabi buta di setiap gerakan
Merangkap masuk dalam pemilihan jabatan


Merogoh kantong kosong yang dalam
Mentalpun tergantikan oleh perbuatan setan
Tak sanggup melawan meski telah bertahan


Kapitalisme ternyata telah dalam mengajar kerusakan
Tiap perbuatan yang kaulakukan selalu engkau landasi dengan uang
Setiap kebaikan yang kau lakukan selalu engkau manfaatkan untuk keburukan


Dirimu tak pernah bisa meredam dalam keributan
Terdiam dan terngiang dalam kesepian
Kini dirimu rela menukar iman hanya demi uang


Kini imanmu telah terkikis semakin jauh dan dalam
Semakin dalam engkau melangkah maka semakin terang engkau dalam kesalahan
Hey tiku-tikus berdasi tempatmu adalah di neraka jahannam


Hidup kekal bersama dengan setan
Kebiasaanmu adalah selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan
Menatap sayup seakn engkaulah yang hanya dalam kesulitan


Memang benar kau adalah agen perubahan

Perubahan menuju dunia kehancuran


PENGARANG :  EDI SURYA NURROHIM